Blog ini dibuat untuk mendeskripsikan berbagai potensi yang ada di bumi ini. mulai dari panorama, seni budayanya, makanan khas, hingga adat istiadatnya.

Tujuan saya menulis blog ini, tak lain untuk membiasakan diri untuk sering menulis dan semoga tulisan ini bisa menjadi referensi bagi pembaca dan saya sendiri. Maka dari itu, saya berusaha merangkum kondisi tempat yang bagi saya menarik serta pengalaman saya mengunjungi suatu tempat.

Semoga berguna bagi kita semua. :)

Rabu, 10 Juni 2015

Danau Gunung Tujuh - Gunung Kerinci - Kota Jambi (31 Mei – 8 Juni 2015) : Kota Jambi (Part III)

Bumi Kerinci telah menyuguhkan pemandangan rimbanya yang liar sekaligus indah. Namun, tujuan utama dari sebuah perjalanan adalah pulang. Perjalanan pulang ke Kota Palembang, terlebih dulu diisi dengan beberapa suguhan wisata khas Kota Jambi.


6 Juni 2015
Lagi-lagi rencana bangun pagi untuk packing tidak terlaksana dengan baik. Kami masih terlelap dengan nyaman sehingga waktu berangkat kembali ke Jambi di tunda hingga sore. Untuk mengisi waktu, paginya kami berjalan ke Tugu Macan karena belum ada foto bersama tugu ini. Kami juga sempat berjalan-jalan dan jajan lagi di sebuah mini café tak jauh dari basecamp. di sini tercetus niatan untuk ke Bukittinggi terlebih dahulu sebelum pulang ke Palembang, berhubung dana juga masih cukup.

Segera kami kembali ke Basecamp dengan niatan packing dan bersiap berangkat. Tapi rupanya, sudah tidak ada lagi travel ke Padang maupun Bukittinggi menjelang siang seperti ini. Travel umumnya tersedia dari malam hingga jam 11 siang tadi, dan saat itu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Karena batal, akhirnya aku memutuskan tidur lagi dan jika malamnya berangkat ke Bukittinggi, aku bisa terlambat menghadiri acara Yudisium kelulusanku. Akhirnya diputuskan sore nanti kami langsung ke Jambi dan jam 4 sore kami bergerak dari basecamp karena khawatir kehabisan angkot menuju Sungai Penuh.

Via telpon, kami memesan travel Sungai Penuh ke Jambi dengan travel Kerinci Mulya. Ongkosnya lebih murah sedikit yakni Rp. 130.000 per orang dengan jenis mobil yang sama seperti Safa Marwa kemarin. Jam setengah 6 kami tiba di loket travel yang berlokasi di Pasar Semuruk. Saat itu hujan mengguyur cukup deras. Keberangkatan travel adalah selepas maghrib, sehingga kami masih sempat untuk mengisi perut terlebih dahulu. Aku mencoba menu sate ajo yang aku sendiri belum tau sate apakah itu. Yang pasti rasanya cukup enak.

Sate Ajo
Pukul setengah 8 travel baru bergerak. Sesuai perkiraanku, mabuk perjalanan pun kumat lagi hingga tak ada lagi yang bisa aku muntahkan. setelah beberapa jam berjalan, travel berhenti di sebuah rumah makan. Aku hanya memesan teh hangat dan membeli an*imo, berharap bisa lebih tahan dengan kondisi jalanan ini. Ternyata hasilnya nihil. Belum lima menit travel bergerak, aku pun muntah lagi walaupun muntahannya hanya berisi air teh yang kuminum barusan.

7 Juni 2015
Sekitar pukul 7 pagi, kami tiba di loket bis dan berniat untuk jalan-jalan dulu di kota Jambi. Malamnya baru kami akan pulang ke Palembang agar tiba di palembang saat pagi hari. Sebelum beranjak, kami istirahat sejenak melepas lelah. Hari juga masih cukup pagi, dan kami belum tau akan kemana terlebih dahulu

Setelah mencari informasi loket IMI ke Palembang, kami menitipkan tas terlebih dahulu di loket IMI, agar lebih leluasa untuk berjalan-jalan. Ternyata, di loket ini hanya ada travel berbentuk mobil engkel. Tapi, harga tiketnya, sama dengan bis AC ke Palembang, Rp. 90.000 juga. Karena harga yang sama serta travel yang cukup nyaman, kami pun segera memesan tiket sebelum berjalan-jalan di Kota Jambi. Tiba-tiba, ada sms bonus donat dari operator selularku, yang berlaku di mall Jambi Town Square. Karena lokasi mall yang tidak begitu jauh dan hari masih siang untuk berjalan-jalan, kami pun menuju mall tersebut untuk ngadem dan menikmati donat bonusan walaupun tidak habis semuanya.


Antrian Donat Bonus
Barulah siang menjelang sore kami menuju ‘Ancol’nya Jambi dan menyebrangi jembatan pedestrian yang kini menjadi ikon baru kota Jambi yakni Jembatan Arasy. Jembatan ini menghubungkan Jambi dan Sebrang Kota Jambi dengan panjang 532 meter dan lebar 4,5 meter. Dari jembatan ini, kami bisa menikmati keindahan panorama dari atas Sungai Batanghari. 
Jembatan Arasy
Di seberang Jembatan, terdapat sebuah menara dengan jam besar. Menara tersebut adalah Menara Gentala Arasy yang di bawahnya merupakan museum tentang Melayu dan Islam di Jambi. Banyak pula pedagang makanan di sini yang sesekali membuat niat jajan semakin meningkat, namun sukurlah berhasil di tahan…. Hingga saat itu.

Menara Gentala Arasy
Puas berkeliling di seberang, kami kembali ke tempat awal dan menghabiskan sore dengan wisata kuliner di Tanggo Rajo. 4 buah jagung, 1 mangkok bakso, 1 porsi sate padang, 3 gelas es tebu dan 1 gelas capucinno ludes kami santap… berdua. Entah bagaimana si perut memposisikan makanan-makanan tesebut. Sekitar pukul 5, kami kembali bergerak ke loket untuk persiapan pulang ke Palembang, karena rencananya travel akan berangkat pukul 7 malam.

Hajar...
Sepanjang perjalanan hanya diisi dengan tertidur, dan tak terasa akhirnya kami tiba kembali di Palembang.
Terimakasih atas belas kasih yang telah diberikan yang maha kuasa, sehingga pesimistis ini berhasil kupatahkan. Berbagai anugerah yang berhasil kusaksikan dan kembali dengan selamat...
Danau Gunung Tujuh yang mempesona, Gunung Kerinci yang luar biasa, serta Kota Jambi dengan suasana santainya...
Sampai jumpa lagi :)
Puncak Indrapura - Gunung Kerinci 3805 mdpl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar