Bumi Kerinci telah menyuguhkan pemandangan rimbanya yang liar sekaligus indah. Namun, tujuan utama dari sebuah perjalanan adalah pulang. Perjalanan pulang ke Kota Palembang, terlebih dulu diisi dengan beberapa suguhan wisata khas Kota Jambi.
Tulisan ini adalah lanjutan dari catatan perjalanan sebelumnya yakni dari Danau Gunung Tujuh Danau Gunung Tujuh - Gunung Kerinci - Kota Jambi (31 Mei – 8 Juni 2015) : Danau Gunung Tujuh (Part I) dan Danau Gunung Tujuh - Gunung Kerinci - Kota Jambi (31 Mei – 8 Juni 2015) : Gunung Kerinci (Part II)
6 Juni 2015
Lagi-lagi rencana bangun pagi untuk packing tidak
terlaksana dengan baik. Kami masih terlelap dengan nyaman sehingga waktu
berangkat kembali ke Jambi di tunda hingga sore. Untuk mengisi waktu, paginya
kami berjalan ke Tugu Macan karena belum ada foto bersama tugu ini. Kami juga
sempat berjalan-jalan dan jajan lagi di sebuah mini café tak jauh dari
basecamp. di sini tercetus niatan untuk ke Bukittinggi terlebih dahulu sebelum pulang ke Palembang, berhubung dana
juga masih cukup.
Segera kami kembali ke Basecamp dengan niatan packing
dan bersiap berangkat. Tapi rupanya, sudah tidak ada lagi travel ke Padang
maupun Bukittinggi menjelang siang seperti ini. Travel umumnya tersedia dari malam hingga jam 11 siang tadi, dan saat itu sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Karena batal, akhirnya aku memutuskan tidur lagi dan jika malamnya berangkat ke
Bukittinggi, aku bisa terlambat menghadiri acara Yudisium kelulusanku. Akhirnya
diputuskan sore nanti kami langsung ke Jambi dan jam 4 sore kami bergerak dari
basecamp karena khawatir kehabisan angkot menuju Sungai Penuh.
Via telpon, kami memesan travel Sungai Penuh ke Jambi
dengan travel Kerinci Mulya. Ongkosnya lebih murah sedikit yakni Rp. 130.000
per orang dengan jenis mobil yang sama seperti Safa Marwa kemarin. Jam setengah
6 kami tiba di loket travel yang berlokasi di Pasar Semuruk. Saat itu hujan mengguyur cukup deras. Keberangkatan travel adalah selepas maghrib, sehingga kami
masih sempat untuk mengisi perut terlebih dahulu. Aku mencoba menu sate ajo
yang aku sendiri belum tau sate apakah itu. Yang pasti rasanya cukup enak.
Pukul setengah 8 travel baru bergerak. Sesuai
perkiraanku, mabuk perjalanan pun kumat lagi hingga tak ada lagi yang bisa aku
muntahkan. setelah beberapa jam berjalan, travel berhenti di sebuah rumah
makan. Aku hanya memesan teh hangat dan membeli an*imo, berharap bisa lebih
tahan dengan kondisi jalanan ini. Ternyata hasilnya nihil. Belum lima menit
travel bergerak, aku pun muntah lagi walaupun muntahannya hanya berisi air teh
yang kuminum barusan.
7 Juni 2015
Sekitar pukul 7 pagi, kami tiba di loket bis dan
berniat untuk jalan-jalan dulu di kota Jambi. Malamnya baru kami akan pulang ke
Palembang agar tiba di palembang saat pagi hari. Sebelum beranjak, kami
istirahat sejenak melepas lelah. Hari juga masih cukup pagi, dan kami belum tau
akan kemana terlebih dahulu
Setelah mencari informasi loket IMI ke Palembang,
kami menitipkan tas terlebih dahulu di loket IMI, agar lebih leluasa untuk
berjalan-jalan. Ternyata, di loket ini hanya ada travel berbentuk mobil engkel.
Tapi, harga tiketnya, sama dengan bis AC ke Palembang, Rp. 90.000 juga. Karena
harga yang sama serta travel yang cukup nyaman, kami pun segera memesan tiket
sebelum berjalan-jalan di Kota Jambi. Tiba-tiba, ada sms bonus donat dari
operator selularku, yang berlaku di mall Jambi Town Square. Karena lokasi mall
yang tidak begitu jauh dan hari masih siang untuk berjalan-jalan, kami pun
menuju mall tersebut untuk ngadem dan menikmati donat bonusan walaupun tidak habis semuanya.
Barulah siang menjelang sore kami menuju ‘Ancol’nya
Jambi dan menyebrangi jembatan pedestrian yang kini menjadi ikon baru kota
Jambi yakni Jembatan Arasy. Jembatan ini menghubungkan Jambi dan Sebrang Kota
Jambi dengan panjang 532 meter dan lebar 4,5 meter. Dari jembatan ini, kami
bisa menikmati keindahan panorama dari atas Sungai Batanghari.
Jembatan Arasy |
Di seberang Jembatan,
terdapat sebuah menara dengan jam besar. Menara tersebut adalah Menara Gentala
Arasy yang di bawahnya merupakan museum tentang Melayu dan Islam di Jambi.
Banyak pula pedagang makanan di sini yang sesekali membuat niat jajan semakin
meningkat, namun sukurlah berhasil di tahan…. Hingga saat itu.
Puas berkeliling di seberang, kami kembali ke tempat
awal dan menghabiskan sore dengan wisata kuliner di Tanggo Rajo. 4 buah jagung,
1 mangkok bakso, 1 porsi sate padang, 3 gelas es tebu dan 1 gelas capucinno
ludes kami santap… berdua. Entah bagaimana si perut memposisikan makanan-makanan
tesebut. Sekitar pukul 5, kami kembali bergerak ke loket untuk persiapan pulang
ke Palembang, karena rencananya travel akan berangkat pukul 7 malam.
Hajar... |
Terimakasih atas belas kasih yang telah diberikan yang maha kuasa, sehingga pesimistis ini berhasil kupatahkan. Berbagai anugerah yang berhasil kusaksikan dan kembali dengan selamat...Danau Gunung Tujuh yang mempesona, Gunung Kerinci yang luar biasa, serta Kota Jambi dengan suasana santainya...Sampai jumpa lagi :)
Puncak Indrapura - Gunung Kerinci 3805 mdpl |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar