Esok harinya setelah mencari rental mobil, langsung bersiap ke pantai. Perjalanan dari kota bandar lampung ke pantai mutun yang berlokasi di Lempasing ini kurang lebih 25 km. Awalnya saya sempat takut mengemudi di kota ini, dikarenakan jalan yang berbukit dan tak jarang langsung ada belokan setelah tanjakkan yang lumayan terjal, tapi demi melihat indahnya pantai, apalagi ini pertamakalinya saya bakal melihat pantai akhirnya kami tiba di Lempasing, namun dikarenakan petunjuk jalan yang kurang jelas, kami sempat beberapa kali bertanya pada warga dan berputar dikarenakan sudah kelewatan. Setelah bertanya, akhirnya kami bisa melihat tulisan pantai mutun, lalu kami masuk ke jalanan yang lumayan sempit, dan beberapa sisi jalan rusak, dan tak lama tibalah kami di pantai ini, dengan membayar 2500/orang dan 5000/mobil.
Saat tiba di Pantai ini, takjub pastinya, karena ini merupakan pertamakalinya melihat pantai, maklum buat liburan itu susah banget dapet izin, ini aja sampe keluarga pada ikut kecuali ayah. Pantai ini airnya sangat tenang, dengan pasir putih serta air yang sangat jernih. Benar-benar menyejukkan. Sesaat tiba disini, kami terpesona dengan pulau disebrang pantai ini, ya..Pulau Tangkil, dengan naik perahu motor dengan tarif 10.000/orang (PP) dan jangan lupa buat janji kepada tukang perahunya untuk menjemput lagi di jam yang kita sepakati.
Pantai Mutun |
Rasa tenang benar-benar terasa setelah tiba di Pulau ini, Jauh lebih sepi dari Pantai Mutun, sehingga rasa tenang benar-benar meresap di pikiran. Disini kita bisa menyewa pondok atau saung dengan harga 25.000 yang berukuran kecil, dan 50.000 yang besar. Setalah puas berenang dan makan siang, beberapa rasa penasaran muncul untuk melihat sisi lain pulau ini, kami semua kecuali ibu dan adik bungsu saya, mulai berjalan lewat jalan darat, kami memasuki daerah yang tampak seperti hutan sambil menyisiri pinggir pantai ini. Betapa takjubnya saat kami keluar dari kumpulan pepohonan ketika melihat kumpulan batu karang yang membuat pemandangan di laut tampak sangat cantik. Sayangnya kami meninggalkan kamera di pondok karena jalan yang kami lalui sangat licin dan takut terperosok ke air. Kami berencana ingin melihat lebih dalam lagi, tapi sebentar lagi perahu akan menjemput. Setelah kembali ke pondok, kami membereskan semua serta membilas badan di kamar mandi umum yang disediakan, sembari menunggu perahu datang, kami bermain pasir di pesisir pantai serta mengambil beberapa foto lagi.
Pantai di Pulau Tangkil |
Pulau Tangkil |
Tak lama akhirnya perahu pun muncul, dan kembali ke Mutun, setelah berfoto-foto lagi, kami segera bergegas pulang karena cuaca yang tampak akan mendung, takutnya perjalanan akan sulit di bagian jalan rusak itu.
Bagi yang berlibur ke Lampung, tampaknya kurang lengkap jika tidak membeli oleh-oleh yang terkenal di sini, yaitu keripik pisang dengan beraneka ragam rasa. Maka sebelum kami pulang ke Palembang, kami sempatkan untuk mengunjungi toko oleh-oleh.
Rasa penasaran untuk menyusuri Pulau Tangkil masih ada sampai saat ini, semoga masih ada kesempatan untuk kembali kesana nantinya.
Tangkil |
Terimakasih infonya minceu.
BalasHapuspaket wisata jogja